112 tahun nikahi gadis 17 tahun

Ratusan orang menghadiri pernikahan di Somalia antara kakek berusia 112 tahun dengan istrinya yang baru berusia 17 tahun.

Ahmed Muhamed Dore yang telah memiliki 18 anak dari 5 istri mengatakan dia akan mendapatkan banyak anak lagi dari istri barunya, Safia Abdulleh yang baru berusia 17 tahun.

”Hari ini Tuhan menolong saya merealisasikan mimpi saya” kata Dore, setelah resepsi pernikahan di kawasan Galduduud.

Keluarga pengantin wanita mengatakan, Safia sangat ”bahagia dengan suami barunya”.

Dore mengatakan, dia dan pengantin wanitanya yang lebih cocok untuk menjadi buyutnya itu berasal dari desa yang sam di Somalia dan dia sudah menunggu cukup lama hingga dia remaja agar bisa dilamar.

”Saya tidak memaksanya, tapi menggunakan pengalaman saya untuk meyakinkan dia tentang cinta saya dan akhirnya kami setuju untuk menikah” kata sang pengantin pria.

Wartawan BBC di Mogadishu melaporkan kalau pernikahan di kota Guriceel ini digambarkan sejarawan Somalia sebagai yang pertama bagi bangsa Afrika dalam satu abad terakhir.

Sumber:”BBC”

Possibly Related Posts:

  • Gaddafi seleksi muslimah
  • Aneh tapi nyata, Ayat2 Al quran di tubuh bayi!
  • Ingin Hidup Nyaman, Tinggallah di Norwegia
  • Pindah Agama Picu Islamofobia di AS!
  • Coklat dari Susu Unta pertamax di Dunia!

This entry was posted on Thursday, October 29th, 2009 and is filed under Dunia Semasa. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply

*
To prove you're a person (not a spam script), type the security word shown in the picture. Click on the picture to hear an audio file of the word.

Sponsors

Select Interface Language:

By N2H

Links

  • WordPress Planet

Sinema Indonesia – Ketika Cinta Bertasbih

Possibly Related Posts:


Gaya Hidup/Kesihatan

Jangan Berlebihan Periksa Payudara

payudara_0.jpg" alt="" width="100" height="100" align="left" />Payudara masuk daftar wajib pemeriksaan kesehatan perempuan dewasa. Setiap hari, sambil mandi dianjurkan untuk mengeceknya, mengusap secara memutar, bolak-balik.

Namun pemeriksaan sendiri atau breast self-exam (BSE) seperti yang dianjurkan kampanye melawan kanker payudara sejak dini, masih dipertanyakan keefektifannya.

Menurut hasil tinjau ulang organisasi internasional yang mengevaluasi riset medis Cochrane Collaboration, tidak ada bukti pemeriksaan sendiri dapat mengurangi kematian akibat kanker payudara. Bahkan, BSE yang dianjurkan rutin paling tidak sebulan sekali ternyata lebih banyak mudaratnya.

Berdasarkan studi terhadap hampir 400.000 perempuan Cina dan Rusia, screening BSE justru dianggap meningkatkan jumlah lesion dan keharusan untuk biopsi. The Cochrane Collaboration menyimpulkan screening BSE sama sekali dianjurkan.

Isu ini menjadi ruwet. Di satu pihak mengurangi kekhawatiran berlebihan karena benjolan mungil. Dari hasil pemeriksaan dokter sering dikatakan itu hanyalah sel lemak yang sedang gendut. Tidak puas dengan dokter pertama, banyak yang kemudian mendatangi dokter lain untuk meminta pendapat kedua, ketiga, dan seterusnya.

Sementara pakar kanker payudara Prof David B Thomas dari Pusat Epidemiologi University of Washington mengatakan perlu ada penjelasan kesimpulan karena implikasi kesehatan publik dan perseorangan perempuan, bisa sangat berbeda.

Perempuan bermotivasi tinggi karena mempunyai silsilah keluarga yang memiliki kanker payudara, sangat dianjurkan melakukan pemeriksaan sendiri. Namun menjadi sangat berbeda jika anjuran ini dipukul rata untuk semua perempuan.

Menurut Prof Thomas, hasil studinya pun menunjukkan anjuran massal itu hanya membuang waktu.

Problem yang dihasilkan dari BSE seringkali harus dibayar mahal karena benjolan di payudara mengarah ke operasi yang sebenarnya tidak perlu.

Bahkan setelah berkali-kali benjolan itu diangkat yang ternyata tidak lebih dari sel lemak biasa. Tanda-tanda kanker payudara sama sekali tidak ditemukan.

Apa yang harus dilakukan perempuan, kata Prof Thomas, tergantung dari usia dan sejarah keluarga. Perempuan berusia 20-30 amat jarang terkena kanker payudara. Namun kelompok usia ini amat banyak berpeluang memiliki banyak benjolan lemak.

Usia 40 adalah saat tepat untuk memberikan perhatian lebih terhadap perubahan payudara. Pilihan pemeriksaan sendiri atau mammogram, bahkan bisa saja melakukan keduanya. Setelah melewati usia 50, pemeriksaan tahunan amat sangat dianjurkan.

Possibly Related Posts: