Nama Pena : kak tyea
Sampai ke malam, hanya Irman Khalis, Ilyah Hanna dengan Irene Putri yang melayan aku di rumah. Along dan Kak Mia entah ke mana pula.
Dan sesuatu yang lebih mengejutkan, rumah mewah yang baru sahaja mereka diami ini. Berdasarkan rupa dan kedudukannya, aku menganggarkan harganya tentulah bukan calang-calang. Kaya benar Along ya.
Dalam sibuk berfikir itu, aku akhirnya meminta diri masuk tidur awal. Sebenarnya aku teringatkan wanita kesayanganku yang entah sudah tidur atau tidak di bumi Malaysia sana.
Rindu benar aku padanya. Tambah-tambah pula dengan kesejukan yang mencengkam hingga ke tulang hitam ini. Aku rindu pada pelukan manja dan memikat Alishah.
Lepas bersarapan, aku terus mencapai telefon di atas meja. Mendail nombor telefon Alishah dengan perasaan rindu tidak bertepi.
“Assalamualaikum, sayang. How are you?.” Sapaku sebaik mendengar ada suara di hujung talian. Mungkin dia baru hendak bersiap ke kedai atau baru hendak memulakan sarapan.
“Alhamdulillah. Sayang apa khabar? Dah breakfast? Tidur semalam lena tak?.” Bertalu-talu soalannya membayangkan betapa prihatinnya dia akan suaminya ini.
Kami berbual sepuas-puasnya, melepaskan rindu dalam diri masing-masing. Sempat juga aku mengadu makanan di sini agak kurang sesuai dengan selera kemelayuanku. Dan Alishah terus memujukku tak ubah bagai memujuk anak-anak kecil. Ah, semakin aku rindukan isteriku ini.
“Where’s actually your daddy and mummy, Irman?.” Aku sudah bosan meneka di mana satu-satunya abangku itu.
Sudah semalaman ini aku ada di rumah sebagai tetamu tetapi dia sendiri tidak ada. Malah aku ke mari pun atas permintaannya sendiri. Dia benar-benar suka memeningkan orang.
“They’re having a vacation at Miami. I guess.” Teka Ilyah Hanna selamba.
“You guess? Not knowing the truth?.”
Takkan begitu sekali lalainya mereka. Sudahlah hilang entah ke mana meninggalkan anak-anak di rumah, rupanya lokasi pun mereka tidak tahu. Bagaimana kalau ada kecemasan berlaku?
Rindu pada Alishah ditambah pula dengan ketiadaan Along di sini, maka seawal pagi aku terus berkemas untuk pulang. Menghubungi pihak MAS, menempah tiket pulang ke Malaysia lewat tengah hari nanti.
Namun tak disangka sama sekali, Along tiba-tiba muncul di rumahnya sebelum jam melewati pukul sebelas.
Aku terping-pinga melihat keadaan dirinya yang langsung tak terurus. Wajah dipenuhi jambang dan terlalu sayu dengan tubuh semakin susut.
“Kenapa dengan Along ni?.” Soalku selepas kami bersalaman. Tangannya lemah tak berdaya.
Along terus meminta pengawal mengunci pintu rumahnya yang senantiasa berkunci itu. Kami duduk bertentangan. Aku merenung lagi kepadanya. Dia diam. Berdehem sebentar dan tiba-tiba berjuraian air matanya menuruni pipi. Semakin panik aku dibuatnya.
Ya Allah!!!!!!
Sampai begini sekali Along bertindak semata-mata untuk beroleh kekayaan? Sampai menggadai nyawa?
Aku terkesima sekali lagi. Terkaku tanpa suara hendak berkata apa lagi. Jiwa ini sudah mati dibuatnya. Tak habis-habis suka menyusahkan orang. Dan sekarang aku pula yang menjadi taruhan perniagaan bodoh Along? Masyaallah!!!!!
“Takkan saya nak kecewakan isteri saya pula, Long? Saya sayang dia sorang aje.” Luahku tak puas hati. Benar-benar tak puas hati.
Aku dirayu untuk mengahwini anak bussines partner Along yang entah siapa. Baik buruknya. Latar belakangnya. Tapi walau bagaimana baik pun dia, dalam hatiku cuma ada Alishah seorang.
“Tolonglah along, Ngah. Angah nakkah tengok anak-anak along hilang mama? Irene? Dia kecik lagi.”
“Tapi, long….”
“Tak apa. Hal ini antara kita bertiga aje. Along takkan cakap kat sesiapa pun. Percayalah cakap along.”
Aku tidak tahu apakah betul tindakanku ini. Sumpah, aku tersepit antara dua orang yang sangat penting dalam hidupku.
Dengan lafaz bismillah, aku terus mendirikan solat istikharah.
Melalui solatku itu, akhirnya aku bernikah dengan Zarith Sofea Abdullah Khaleed. Kami bernikah secara kecil-kecilan di rumah mewah Mr.Khaleed. Di hadapan kak long yang terlantar lemah dalam penjara berjeriji besi. Badannya berlumuran darah dan kesan pukulan.
Tak mengapalah. Aku berharap, pertolonganku ini akan dibalas dengan sesuatu yang lebih baik di masa depan. Niatku cuma satu. Aku cuma ingin membantu.
Alishah, maafkan abang ya sayang. Abang tak pernah terlintas nak menduakan sayang…
Go here to read the rest:
Novel : Sesuci kasih seorang isteri 4
Possibly Related Posts:
- Novel : Apple and Berry 3
- Novel : Hadirmu, Takdirku 6
- Novel : Perempuanku 5
- Novel : Egoku vs kasihnya 6
- Novel : Sepupuku suamiku? 6
- Digg it
- Add to del.icio.us
- Stumble
- 0 Comment
Leave a Reply
Site Portal
Tv Online
Radio Malaysia
MP3 Search
Mobile Zone
Info Biasiswa
Kamus Online
Aceh Semasa
Recipes
Free Software
Video Search
Download Music
- Aceh Info
- Adsense Info
- Aneh Tapi Nyata
- Dunia Semasa
- Foto dan Design
- Free Game
- Free Software
- Hardware-PC-Laptop
- Info Semasa
- Internet & Website
- Islam Info
- Koleksi Novel-Cerpen
- Lowongan Kerja
- Malaysia Semasa
- Mobile - PDA
- Movies and Music
- Sejarah Aceh
- Seputar Artis
- Serba-Serbi
- Technology
- Tips & Trick
- Tutorial Website/Blog
- Virus & Spyware



































Acehlong
Nakatury
Raider4
Free Software
Cicemburong
Nasabe
Thatbest
Stresscok
Gerandong
Trenggalekcok
Boyolali-elite
Gengsong
Patria-elite
Free Themes
Download Music
Link This Site
- Hide Navigation Bar Blogger
- Hati-hati ada virus di Faceboo...
- Membuat Arsip Setiap Email yan...
- Kenapa Adsense, Adbrite, Bidve...
- Download Audio, Video, Gambar ...
- Cara Mudah Download Video di I...
- 10 Penemuan Aneh Dr Takeshi Ya...
- Tutorial Membuat Website Grati...
- Tutorial Membuat Blog Untuk Pe...
- Download Driver Windows 2000, ...
- Kondisi Indonesia Kini Diramal...
- Desakan Wanita Boleh Mengemudi...
- Iklan Mie Instan di Ghana
- Wanita Tuna Netra Raih IBM Awa...
- Lakshmi Tatma, Gadis Kecil den...
- Perbandingan Militer Indonesia...
- Pohon Kelapa Bercabang 9
- Fenomena Unik….Hanya Di ...
- Apapun Motornya, Helmnya Teh B...
- Makanan cepat saji or cemilan,...
- Soberi (Tangan Kanan Raja Kela...
- Video 31 Mei Lalu, Seorang Wan...
![]() |
Copyright Aceh-Online.Com. All rights reserved 2009 |