6 Hal Yang Harus Diketahui Tentang Usus Buntu
Bagi kebanyakan orang, terkena penyakit usus buntu (apendisitis) selalu dikaitkan dengan terlalu banyak makan biji-bijian , misalnya cabai atau jambu biji.
Padahal, ungkap Dr.Lakshmi Nawasasi, SpB, ahli bedah di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi Timur dan RS Mitra Keluarga Depok, tidaklah demikian.
Lantas, apa sebenarnya penyakit usus buntu itu? Untuk membahasnya, ada baiknya mengenal lebih dulu usus buntu atau appendix vermiformis. Menurut lakshmi, usus buntu adalah organ yang menjadi bagian usus besar. Panjangnya bervariasi, rata-rata 5-10 cm. “karena posisinya yang bervariasi, jika usus buntu mengalami peradangan sering mengakibatkan keluhan yang berbeda-beda.” Kata lakshmi.
Sejauh ini tidak ada hal spesifik yang menjadi penyebab atau faktor resiko usus buntu. Pria lebih beresiko terkena apendisitis dari pada wanita. Faktor genetik tidak banyak berpengaruh. Dapat menyerang di segala usia.
Untuk menghindari salah kaprah, kata lakshmi, ada 6 hal yang penting yang wajib diketahui seputar apendistis, yakni :
- Waspada jika sering megalami keluhan nyeri di ulu hati/lambug atau mengalami gejala yang mirip dengan sakit maag, mengalami diare terus menerus yang juga tidak kunjung reda meskipun telah di beri obat, mengalami rasa mulas yang berkepanjagan disertai dengan sulit BAB atau BAB hanya berupa lendir serta cairan dan tidak membaik meskipun diberikan obat. segeralah konsultasi pada dokter bedah bila mengalami hal tersebut.
- Diagnosa apendisitis tidak terlalu disertai dengan jumlah sel darah putih / leukosit yang meningkat dalam darah.
- Untuk meminimalkan kompikasi setelah operasi, pembedahan dapat dilakukan dengan laporoskopi, selain menghasilkan komplikasi yang minimal, lama rawat juga menjadi lebih singkat.
- Perjalanan apendisitis sangat bervariasi. Hal ini menimbulkan banyak perbedaan antara satu pasien dengan pasien lainnya. Perbedaaanya dalam operasi, ada yang sayatan dilakukan dikanan bawah, ada yang dilakukan ditengah perut atau ada yang dilakukan dengan laparoskopik. Ada yang harus disertai dengan pemasangan drain/selang diperut. Ada yang harus disertai dengan puasa 1-2 hari, setelah operasi selesai. Hasil akhir operasi pun berbeda tergantung dari tingkatan keparahan. Komplikasi setelah operasi antara lain perdarahan dan infeksi. Semangkin ringan tingkat keparahan apendisitis maka kesembuhan dan lama rawat menjadi lebih singkat.
- Jangan takut untuk menghadapi operasi karena pengobatan apensitis satu-satunya adalah dengan operasi, dokter bedah akan mempersiapkan kondisi pasien sampai layak untuk menjalani operasi. Selain itu dokter juga akan memilih tehnik operasi yang sesuai dengan kondisi apendisitis yang diderita. Operasi pada tahap awal apendisitis dapat menurunkan kejadian komplikasi.
- Apendisitis tidak ada hubungan langsung dengan kebiasaan makan jambu biji atau buah cabai.
Bagi kebanyakan orang, terkena penyakit usus buntu (apendisitis) selalu dikaitkan dengan terlalu banyak makan biji-bijian , misalnya cabai atau jambu biji. Padahal, ungkap Dr.Lakshmi Nawasasi, SpB, ahli bedah di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi Timur dan RS Mitra Keluarga Depok, tidaklah demikian.
Lantas, apa sebenarnya penyakit usus buntu itu? Untuk membahasnya, ada baiknya mengenal lebih dulu usus buntu atau appendix vermiformis. Menurut lakshmi, usus buntu adalah organ yang menjadi bagian usus besar. Panjangnya bervariasi, rata-rata 5-10 cm. “karena posisinya yang bervariasi, jika usus buntu mengalami peradangan sering mengakibatkan keluhan yang berbeda-beda.” Kata lakshmi.
Sejauh ini tidak ada hal spesifik yang menjadi penyebab atau faktor resiko usus buntu. Pria lebih beresiko terkena apendisitis dari pada wanita. Faktor genetik tidak banyak berpengaruh. Dapat menyerang di segala usia.
Untuk menghindari salah kaprah, kata lakshmi, ada 6 hal yang penting yang wajib diketahui seputar apendistis, yakni :
- Waspada jika sering megalami keluhan nyeri di ulu hati/lambug atau mengalami gejala yang mirip dengan sakit maag, mengalami diare terus menerus yang juga tidak kunjung reda meskipun telah di beri obat, mengalami rasa mulas yang berkepanjagan disertai dengan sulit BAB atau BAB hanya berupa lendir serta cairan dan tidak membaik meskipun diberikan obat. segeralah konsultasi pada dokter bedah bila mengalami hal tersebut.
- Diagnosa apendisitis tidak terlalu disertai dengan jumlah sel darah putih / leukosit yang meningkat dalam darah.
- Untuk meminimalkan kompikasi setelah operasi, pembedahan dapat dilakukan dengan laporoskopi, selain menghasilkan komplikasi yang minimal, lama rawat juga menjadi lebih singkat.
- Perjalanan apendisitis sangat bervariasi. Hal ini menimbulkan banyak perbedaan antara satu pasien dengan pasien lainnya. Perbedaaanya dalam operasi, ada yang sayatan dilakukan dikanan bawah, ada yang dilakukan ditengah perut atau ada yang dilakukan dengan laparoskopik. Ada yang harus disertai dengan pemasangan drain/selang diperut. Ada yang harus disertai dengan puasa 1-2 hari, setelah operasi selesai. Hasil akhir operasi pun berbeda tergantung dari tingkatan keparahan. Komplikasi setelah operasi antara lain perdarahan dan infeksi. Semangkin ringan tingkat keparahan apendisitis maka kesembuhan dan lama rawat menjadi lebih singkat.
- Jangan takut untuk menghadapi operasi karena pengobatan apensitis satu-satunya adalah dengan operasi, dokter bedah akan mempersiapkan kondisi pasien sampai layak untuk menjalani operasi. Selain itu dokter juga akan memilih tehnik operasi yang sesuai dengan kondisi apendisitis yang diderita. Operasi pada tahap awal apendisitis dapat menurunkan kejadian komplikasi.
- Apendisitis tidak ada hubungan langsung dengan kebiasaan makan jambu biji atau buah cabai.
Possibly Related Posts:
- Waspada! 30 Penyakit Akibat Pemanasan Global
- Paru-paru Anak yang Rusak Kena Asap Rokok Lebih Sulit Sembuh
- PESANAN UNTUK ORANG CANTIK
- Petua dan Tips Agar Suara Merdu
- Inilah 10 Khasiat Seks
Leave a Reply