11
February , 2009
Wednesday

History Of Aceh And About Aceh

Travel,aceh,atjeh,pa,Gam,Tna,arun,sejarah aceh

TELUK PRIA LAOT POTENSI WISATA SEJARAH YANG MULAI TERPUBLIKASI

Posted by Aceh-Online On January - 6 - 2009

TELUK PRIA LAOT

POTENSI WISATA

SEJARAH YANG MULAI TERPUBLIKASI

Ada anekdot yang mengatakan “Ke-botak-an seseorang sangat tergantung dari cara dia berfikir, apabila botak di belakang dia berfikir tentang masa lalu (sejarah) dan apabila botak di depan dia berfikir tentang masa depan (future)”, tapi kita tidak membahas anekdot tersebut namun yang menarik adalah sejarah-sejarah atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu yang terkait dengan perkembangan dan keberadaan Sabang.

Pada era tahun 1800-an negara-negara Eropa memulai melakukan ekspansi ke daerah-daerah yang masih terbelakang seperti kawasan Asia dan Afrika, negara Eropa yang sangat dominan melakukan ekspansi pada masa zaman itu adalah Inggris, Belanda, Jerman, Portugis, dan beberapa negara lain.

Berdasarkan peta terbaru pada masa itu (akhir tahun 1870-an) Sabang adalah sebuah pulau yang terletak di posisi silang penghubung antar negara bahkan benua yang merupakan salah satu target negara-negara ekspansi untuk menguasai rute dan perdagangan dunia. Belanda adalah negara yang berhasil menguasai Sabang dengan mendirikan Kolen Station pada tahun 1881, selanjutnya melalui Firma De Lange pada tahun 1887 membangun sarana penunjang fasilitas pelabuhan, dan pada tahun 1895 Pemerintah Belanda membuka Sabang sebagai Pelabuhan Bebas untuk internasional yang dikelola oleh Sabang Mactscapij, dan sejak saat itu aktifitas lalu lintas di teluk Sabang sangat crowded dari hari ke hari.

Memasuki tahun 1940 mulai pecah perang dunia kedua memperebutkan daerah kekuasaan sekaligus menunjukkan kekuatan militer masing-masing negara ke dunia internasional. Banyak harta benda negara yang kalah diambil alih oleh negara yang menang, kejadian ini juga terjadi di Sabang pada tahun 1940 ketika Sabang masih dikuasai oleh Belanda, kapal-kapal milik lawan perang Belanda yang masuk ke Sabang dirampas menjadi hak milik Pemerintah Belanda. Salah satu yang menjadi catatan sejarah kita pada hari ini adalah Kapal Sophie Rickmers milik kebangsaan Jerman dengan spesifikasi :

· panjang total 134 m,

· lebar 17,5 m, tinggi 8 m,

· satu steam engine dengan kekuatan 2,900 HP,

· kecepatan 12 knot

· mempunyai crew sebanyak 42 orang

dirampas penguasa Belanda ketika memasuki perairan teluk Sabang namun Kapten kapal bersama crewnya tidak membiarkan Sophie Rickmers dirampas sehingga pada hari itu juga tanggal 10 Mai 1940 kapten bersama crew membuka palka Sophie Rickmer dan kapal besar tersebut dibiarkan tenggelam perlahan-lahan di Teluk Pria Laot bersama dua torpedo besarnya tanpa bisa diselamatkan penguasa Belanda.

Berdasarkan data-data dari PT. Lumba-lumba – Gapang serta searching internet, ada beberapa informasi yang diperoleh mengenai Sophie Rickmer yaitu kapal ini dibuat dari tahun 1917 s/d 1920 oleh perusahaan The Rickmers-Werft di Bremerhaven sebuah Kota Bagian Barat Hamburg dengan material yang sangat baik, dan pertama dipakai pada tanggal 16 Juli 1920 di bawah lisensi perusahaan The Rickmers-Reederei. Adapun perusahaan The Rickmers-Reederei kabarnya sampai saat ini masih eksis di Jerman.

Sampai sekarang kondisi kapal Sophie Rickmer yang ditenggelamkan di Teluk Pria Laot belum banyak diketahui secara umum. Hal ini sangat perlu bagi kita untuk mempublikasikan ke wisatawan nusantara dan wisatawan luar negeri tentang posisi kapal Sophie Rickmer. Menurut beberapa diver yang telah menyelam diseputar Teluk Pria Laot eksistensi kapal dapat dijumpai pada kedalaman sekitar 30 – 40 meter di bawah laut dan kondisi kapal masih utuh namun sudah terkorosi serta menjadi tempat sarang ikan-ikan dan binatang laut.

Untuk meningkatkan pariwisata di Sabang, selain wisata bawah laut yang terkenal dengan sea garden under water yang berlokasi di sekitar Gapang dan Iboih, juga sangat penting untuk menjdi prioritas adalah wisata sejarah seperti keberadaan kapal Sophie Rickmer untuk dijadikan objek wisata sejarah dan wisata selam yang harus dikunjungi bila berada di Sabang, sehingga upaya memperpanjang dan memperlama (long stay) masa kunjungan wisatawan yang berada di Sabang dapat terpenuhi, semoga !!!!

Tumpuan Harapan

BEBERAPA CARA MEMPROMOSIKAN OBJEK WISATA DI SABANG

Objek wisata yang terdapat disabang tidaklah asing lagi terdengar bahkan keindahannya sudah akrab di telinga masyarakat Internasional.

Dengan semua pesona yang dimilikinya, wajar saja Sabang diharapkan menjadi penarik utama kunjungan turis ke Aceh. Kawasan Wisata Terpadu Sabang, akan ditempatkan dalam satu triangle bonded area yaitu mendekatkan Sabang dengan Phuket (Thailand) dan Langkawi (Malaysia) atau biasa disingkat Saphula.

Agaknya mereka yang belum pernah ke Sabang, lebih baik melekaskan diri datang. Keindahan Sabang sekarang ini belum tentu bisa disaksikan lima tahun ke depan. Kondisi gangguan keamanan di Aceh, serta status sebagai pelabuhan bebas bisa menjadi ancaman.

Pelabuhan bebas berarti pembangunan kian pesat yang akan menghabiskan ruang dan menambah kesumpekan. Jika tak awas sejak kini, Sabang akan bergerak linier seperti Batam. Semua bersentral pada industri, produksi dan polusi. Sehingga tak akan ada lagi slogan: Sabang, the new terminology of paradise.

Pengenalan keindahan daerah wisata ini dipromosikan dengan berbagai cara seperti melalui media massa dan juga rekomendasi dari turis yang sebelummya pernah merasakan keindahan sabang.

“Saya kira tidak ada masalah dengan kondisi Aceh. Saya mengetahui dari koran-koran dan televisi tentang gangguan keamanan dan politik di Aceh. Namun kondisi itu berbeda dengan pengalaman saya selama di Sabang,” kata Tom Radio (29). Lajang asal Amerika Serikat yang datang bersama temannya.

Pernyataan senada disampaikan Tania (34), asal Stutgart, Jerman yang sudah beberapa bulan tinggal di Sabang. “Saya sudah merekomendasikan kepada kawan-kawan dan keluarga untuk berlibur di sini. Bahkan sekarang, orang tua dan saudara-saudara saya juga berada di Sabang bersama saya,” ujar Tania.

Selain itu, media elektronik juga berpengaruh besar dalam memperkenalkan sabang ke dunia Internasional, seperti pengenalan yang melalui Internet, sehinnga dunia mengetahui keindahannya dan tentu saja tertarik untuk mengunjungi sabang dan merasakan sendiri keindahannya.

You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply




Recent Comments

There is something about me..

Recent Comments

Syeikh Abdur Rauf; The Great Muslim Saint of Atjeh

On Jan-6-2009
Reported by Aceh-Online

Pantai Ujong Blang Lhokseumawe

On Jan-6-2009
Reported by Aceh-Online

Kantor Lion Air

On Jan-6-2009
Reported by Aceh-Online

Maret 2009 Rencana Tanding Amal K Liga Aceh

On Jan-5-2009
Reported by Aceh-Online

Peradaban Aceh Bak Oase Gurun Sahara

On Jan-6-2009
Reported by Aceh-Online

Recent Posts