BUDAYA DAN WISATA ACEH
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Provinsi NAD memiliki banyak aspek potensial, salah satu di antaranya adalah pariwisata. Sejarah Aceh meliputiperkembangan Islam, kerajaan, ilmu pengetahuan, perdagangan, dll. Sejarah membuktikan bahwa Kesultanan Acehmerupakan salah satu dari lima besar dalam mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Situs-situs sejarah banyakditemukan di seluruh wilayah Aceh.
Informasi Umum
Nanggroe Aceh Darussalam, provinsi paling barat Indonesia, diapit oleh Samudera Hindia dan Selat Malaka,merupakan batas akhir Indonesia. Letaknya amat strategis sebagai pintu masuk ke Nusantara dan sebagian negara Asialainnya. Meliputi daratan seluas 55.390 m2 termasuk ratusan pulau-pulau lepas pantai sepanjang pantai barat. Di tengahtengahnyaterdapat pengunungan Bukit Barisan yang dikelilingi oleh hutan hujan yang padat dan puncak Geureudong(2.595 m), Peuet Sago (2.780 in), Bumi Telong (2.566 m), Ucop Molu (3.187 m), Abong-abong (3.015 m), Leuser (3.466m), Seulawah Agam (1.782 m) dan Seulawah Inong (866 m).
Sebagian besar penduduknya merupakan ras Melayu, tetapi terdapat juga campuran ras Arab, Cina, Eropa dan India.Selain itu Aceh dikelompokkan menjadi beberapa suku seperti suku Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Kluet, Singkil, AneukJamee and Simeulue. Di Aceh terdapat beberapa subsuku yaitu Aceh sebagai mayoritas yang mendiami sebagian besarkawasan Aceh, Gayo mendiami Aceh Tengah dan sebagian Aceh Tenggara, Alas mendiami Aceh Tenggara, Tamiangmendiami sebagian Aceh Timur, Kluet dan Aneuk Jamee mendiami sebagian Aceh Selatan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi juga sering digunakan sebagai bahasa sehari-hari karena adadaerah yang memiliki bahasa daerah yang berbeda. Islam merupakan agama yang dominan yaitu sekitar 98% daripopulasi. Masyarakat asli Aceh terutama beragama Islam, dan sisanya adalah agama Budha, Kristen dan Hindu yangdianut oleh keturunan Jawa, Cina, Batak dan India. Kendati demikian kehidupan beragama di Aceh cukup harmonisdengan toleransi yang cukup tinggi. Sarana peribadatan seperti mesjid dan menasah terdapat di seluruh pelosok Aceh,sedangkan Gereja, Toa Peh Kong dan Kuil Hindu hanya terdapat di kota-kota besar saja.