Ratusan ‘Manusia Perahu’ Terdampar di Sabang
Sabang | Harian Aceh—Sedikitnya 193 orang warga Miyanmar dan Banglades terdampar di Pulo Rondo, lepas pantai Sabang, Rabu (7/1). Para ‘manusia perahu’ itu sempat terombang-ambing sekitar seminggu di tengah laut, sehingga kondisi mereka lemas.

Kapal kayu berukuran sekitar 3 x 10 meter yang mengangkut ratusan WNA itu pertama kali diketahui berdasarkan informasi Ujang, nelayan asal Kelurahan Ie Meulee. Saat mencari ikan di sekitar Pulo Rondo dengan bot tep-tep miliknya, Ujang melihat sebuah kapal terapung-apung di tengah laut. Dia langsung memberihukan hal itu kepada Panglima Laot Lhok Ie Meulee, Pak Pelak melalui sambungan telepon seluler.
Informasi itu diteruskan kepada anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Sabang. Selanjutnya, anggota RAPI bersama PMI, Tagana dan TNI AL Sabang dibantu para nelayan setempat mengavaluasi ratusan manusia perahu itu ke dermaga Lanal Sabang.
Komandan Lanal Sabang Kolonel Laut (E) Januar Handwiono mengatakan pihaknya sebenarnya sudah mendeteksi adanya para pengungsi Myanmar melalui Pos Radar TNI AL pada Rabu dini hari.
“Dari 193 warga Myanmar dan Banglades tersebut, 113 orang di antaranya ditempatkan di penampungan sementara di Dermaga Lanal Sabang. Sedangkan 43 orang dievakuasi ke RSU Sabang dan 37 orang lagi ke Rumah Sakit TNI AL Sabang, karena kondisinya sangat kritis. Mereka memerlukan perawatan secara intensif,” jelasnya.

Kata dia, sejauh ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemko Sabang, kepala imigrasi, PMI, Polres, Kodim, dan pihak terkait lainnya di Sabang untuk mengambil langkah-langkah bantuan penanggulangan kemanusiaan kepada ratusan manusia perahu itu.
Menurut penjelasan salah seorang dari mereka yang mampu berbahasa Inggris, mereka berasal dari Myanmar dan Banglades. Dalam pelayaran, kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin sehingga sempat terbawa ke perairan Thailand.
“Saat dalam perjalanan yang terombang-ambing di laut lepas, tujuh orang dari mereka meninggal di tengah laut hingga akhirnya mereka ditemukan oleh nelayan di sekitar Pulo Rondo,” sebut Januar Handwiono, mengutip pengakuan seorang WN Myanmar.
Danlanal mengaku belum mengetahui tujuan ratusan WNA tersebut karena kondisi fisik mereka masih sangat memprihatinkan, sehingga sulit berkomunikasi.
Sementara Wakil Walikota Sabang Islamuddin yang meninjau langsung warga Myanmar di penampungan sementara Dermaga Lanal Sabang mengatakan pihaknya telah memberikan bantuan untuk mengembalikan kestabilan mereka. “Untuk tahap awal kita memberikan bantuan kemanusiaan seperti bantuan medis dan logistik,” ujarnya.
Pantauan Harian Aceh di dermaga Lanal dan RSU Sabang, bantuan kemanusiaan juga mengalir dari warga setempat. Ratusan warga Sabang terus memberikan bantuan kepada 193 warga Myanmar dan Banglades itu berupa nasi, makanan ringan, sabun, odol, handuk, pakaian, dan lainnya.(mta)