Manusia perahu di Aceh
Para pengungsi yang menggunakan perahu kayu berukuran kecil ini diselamatkan oleh nelayan dan kapal Angkatan Laut Indonesia Senin kemarin.

Komandan Pos Angkatan Laut Satuan Radar Idi Rayek, di Aceh Timur, Letnan Dua Tedi Sutardi, mengatakan mereka ditemukan dalam perahu berukukan sekitar 12 x 2,5 meter.
“Informasi dari yang bisa diajak berbicara itu awalnya berjumlah 220, namun yang tadi pagi merapat itu ada 198 orang. Dan mereka kini sudah ditampung di kantor camat,” kata Tedi Sutardi kepada rekan Heyder Affan.
“Kondisi mereka sudah banyak yang sakit, ada yang kritis karena sudah 22 hari di laut,” tambahnya.
Sekitar 50 diantaranya kini dirawat di rumah sakit karena menderita dehidrasi yang parah.
Mereka diperkirakan merupakan warga suku Rohingya berasal dari Birma, namun tidak diakui keberadaannya oleh rejim militer Birma.
Kelompok manusia perahu suku Rohingya ini merupakan kelompok kedua yang ditemukan di perairan Indonesai dalam waktu satu bulan ini.
Dari Thailand?
![]() |
![]() |
Rohingya dilaporkan mendapat perlakukan buruk di Birma |
Nasib para pengungsi Rohingya belakangan menjadi perhatian internasional karena ada dugaan militer Thailand melepas mereka ke laut dengan perahu tanpa mesin.
Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head, melaporkan perahu mereka yang tidak dilengkapi dengan mesin motor menggambarkan mereka menjadi korban pengusiran yang tidak manusiawi oleh militer Thailand.
Diperkirakan sekitar 1.000 warga Rohingya dilepas ke laut oleh militer Thailand dan diduga ratusan diantaranya sudah mati tenggelam.
Badan PBB untuk urusan Pengungsi, UNHCR, mendesak pemerintah Thailand untuk melakukan penyelidikan atas insiden itu.
Pemerintah Thailand berkeras suku Rohingya adalah pengungsi ekonomi sehingga harus dideportasi, dan menunggu laporan resmi dari pihak militer sebelum melaksanakan penyelidikan.
Beberapa organisasi hak asasi manusia mengatakan orang Rohingya mendapat perlakukan buruk dari rejim militer Birma.
Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, rejim militer Birma mengatakan bahwa mereka tidak mengakui Rohingya sebagai satu dari ratusan suku resmi di negara itu
Sektiar 2 juta warga Rohingya tinggal di kawasan pedalaman Birma dalam kondisi yang buruk, dan sekitar 25.000 dilaporkan mengungsi ke negara-negara tetaangga, seperti Bangladesh dan Malaysia maupun ke Arab Saudi.
Sumber:”BBC”